Rumah.com, portal properti online yang merupakan anak perusahaan PropertyGuru Group merilis sebuah hasil survey terbaru dari Property Sentiment Survey. Mereka mengumumkan hasil survey terkait respon masyarakat terhadap kepuasan perkembangan pasar real estat di Indonesia pada kuartal ketiga ini.
Property Sentiment Survey adalah survey yang diadakan secara kuartal sebagai tolak ukur dari iklim pasar properti di Indonesia. Survey ini diambil secara keseluruhan, mulai dari persepsi harga di masa depan dan perencanaan untuk membeli properti serta persepsi upaya pemerintah selama ini.
Secara garis besar, iklim pasar properti di Q3 menghangat. Hal ini disebabkan harga properti yang semakin meningkat. Dari 1.085 responden, 64% diantaranya merasa cukup puas dengan perkembangan iklim properti saat ini. Angka ini meningkat 12% dari kuartal sebelumnya yang hanya 52%.Alasan utamanya adalah kenaikan nilai (capital gain) yang menjadikan properti masih menjadi elemen investasi yang menguntungkan.Alasan kedua,persepsi pasar properti di Indonesia dianggap sudah dibangun dengan baik.
Sebanyak 7 dari 10 responden merasa pemerintah telah membuat regulasi yang menjadikan harga rumah lebih terjangkau. Diantaranya adalah program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), yang memungkinkan masyarakat mencicil dengan bunga rendah, berkisar 8-9 persen saja dan berlaku tetap hingga pembeli rumah melunasinya. Hal ini memicu permintaan untuk membeli properti, dimana lebih dari 63% responden mengatakan mereka berniat untuk membeli properti dalam enam bulan ke depan.
Dalam hal pembiayaan rumah, sekitar 56% masih memilih pembiayaan dari bank konvensional dibandingkan bank syariah. Untuk sistem pembayaran, 78% responden memilih menggunakan kredit (KPR/KPA), sementara 22% membayar secara tunai.
Di saat yang sama, prospek di harga properti terus meningkat dimana pertumbuhan ini menguntungkan pasar properti. Sekitar 67% dari total responden menyatakan bahwa harga properti terus meningkat dalam enam bulan ke depan. Properti komersial diprediksi bakal mengalami kenaikan harga paling signifikan dibanding properti jenis lain Isu bubble property yang berkembang belakangan ini ternyata ditanggapi dingin oleh sebagian besar responden. Sebanyak 55% responden menganggap Indonesia belum mengalami hal tersebut.
Untuk sektor komersial, sebanyak 18% responden telah memiliki properti untuk disewakan, dimana 58% berupa tanah dan 34% ritel. Sebanyak 53% responden menyatakan sudah memiliki tempat tinggal sendiri, dimana satu dari tiga responden berencana membeli tanah dan unit apartemen.
Berinvestasi properti di mancanegara ternyata kurang diminati oleh investor Indonesia. Tercatat kurang lebih hanya 2% responden yang menyatakan memiliki properti di mancanegara dan 10% responden yang berencana membeli properti di luar negeri. Alasan mereka membeli properti di mancanegara adalah lingkungan yang lebih kondusif.
Jenis properti yang diminati di mancanegara adalah kondominium dan rumah (masing-masing 55%). Negara yang menjadi incaran adalah Jerman (43%), Australia (33%), Amerika Serikat (24%), Singapura (21%), dan Malaysia (20%).
Steve Melhuish, CEO PropertyGuru Group mengatakan, Indonesia merupakan pasar yang unik. “Hal ini menjadi tantangan, terutama bagi pemerintah Indonesia, untuk dapat membuat program yang menguntungkan konsumen dalam membeli properti. Pemerintah Indonesia juga harus memastikan tersedianya suplai properti seiring meningkatnya permintaan properti yang makin masif.”